PEMETAAN KECAMATAN RAWAN BENCANA BANJIR DAN TANAH LONGSOR DI KOTA SEMARANG BERBASIS WEBSITE GIS TH 2019-2021

Penulis

  • Lucy Nurianti Universitas PGRI Semarang
  • Bambang Agus Herlambang Universitas PGRI Semarang

Kata Kunci:

Tanah Longsor, Banjir, Kota Semarang

Abstrak

Indonesia merupakan negara yang dilewati oleh garis ekuator dan termasuk negara tropis sehingga Indonesia memiliki curah hujan yang tinggi. Curah hujan pada suatu wilayah dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor topografi, arah angin, garis lintang, dan jarak dari sumber air.  Rata-rata curah hujan di Indonesia berkisar antara 2.000-3.000 mm per tahun. Dikarenakan letak geografisnya daerah-daerah di indonesia memiliki tingkat potensi bencana alam yang cukup tinggi. Kota Semarang menempati peringakat ke dua yang memiliki tingkat bencana alam tertinggi di Jawa Tengah. Bencana alam yang sering terjadi dikota Semarang yaitu banjir dan tanah longsor. Maka dari itu perlu adanya pemetaan titik bencana alam sebagai upaya mengurangi risiko bencanam alam yang terjadi di kota Semarang.Terdapat tiga klasifikasi tingkat rawan bencana alam banjir dan tanah longsor di kota Semarang, yaitu tingkat bencana rendah, tingkat bencana sedang dan tingkat bencana tinggi di masing-masing bencana tersebut. Hasil dari penelitian ini dapat diperoleh data sebagai berikut, seluas 18.522,061 Ha memiliki tingkat ancaman rendah, seluas 16.359,561 Ha memiliki tingkat ancaman sedang dan seluas 3.602,182 Ha memiliki tingkat ancaman tinggi dari luas keseluruhan kota Semarang yaitu 37.366.836 Ha. Hasil verifikasi ancaman bencana banjir di kota Semarang sebesar 52,841% dan sebesar 86,932% untuk ancaman bencana tanah longsor.

Unduhan

Diterbitkan

2024-02-01